Katakata dusta orang-orang Kristen yang penuh kebencian ditujukan terhadap Muhammad [s.a.w.], sekarang tuduhan itu betul-betul telah membuat noda hitam terhadap diri kita sendiri (Kristen). Dan Bahasa yang keluar dari mulut orang ini (Muhammad s.a.w.) telah menjadi sarana hidayah (petunjuk) bagi 180 juta manusia sejak 1200 tahun yang lalu.
Pandangan5 agama di Indonesia terhadap : a. Aborsi b Beliau telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah , dan beliau melarang kita dari hal -orang yg beriman sebagai suatu pemuliaan bagi mereka karena merekalah yg siap menerima perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun menjadi
Menjaminpenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, tolerensi antarumat dan dalam
Fast Money. - Reformasi Protestan adalah pergolakan agama, politik, intelektual, dan budaya pada abad ke-16 atas Gereja Katolik yang pada akhirnya melahirkan Protestantisme. Gerakan ini dipelopori oleh Martin Luther, yang kemudian diikuti oleh John Calvin, Ulrich Zwingli, dan Henry VIII. Para reformis mengkritik otoritas kepausan dan mempertanyakan berbagai penyalahgunaan dan ketidaksesuaian Gereja Katolik sebagai pusat politik dan budaya Kekristenan di Protestan berujung pada perpecahan Gereja Barat menjadi Potestantisme dan Gereja Katolik Roma. Gerakan ini memicu perang, penganiayaan, dan Gereja Katolik pun menanggapinya dengan gerakan Kontra-Reformasi yang diprakarsai oleh Konsili para sejarawan Eropa, Reformasi Protestan dianggap sebagai salah satu peristiwa yang manandai berakhirnya Abad Pertengahan dan awal dari periode modern. Latar belakang Reformasi Protestan Sejak abad ke-5 Masehi, Gereja Katolik Roma menjadi pusat kegiatan politik dan budaya Kekristenan di Eropa. Memasuki periode Renaisans, para pemikir Barat mulai mempertanyakan bahkan menentang otoritas tinggi Gereja Katolik. Mereka mengkritik doktrin-doktrin yang dianggap palsu dan mengutuk korupsi Gereja Katolik Roma. Praktik korupsi yang dimaksud adalah jual-beli jabatan rohaniwan serta penjualan indulgensi atau pembayaran untuk pengampunan dosa.
- Beredar surat berisi larangan warga Kristen di Desa Ngastemi, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto dilarang melakukan ibadah di rumah. Akun Twitter romeskop mengunggah foto penampakan surat berisi larangan beribadah untuk umat Kristen tersebut. "Wow! Amazing, beribadah kembali dilarang, dilarang mencerminkan karakteristik ibadah Kristen!" tulisnya seperti dikutip Sabtu 26/9/2020. Surat tersebut ditujukan kepada salah seorang warga bernama Sumarmi yang tinggal di RT 03 Dusung Karangdami, Ngastemi. Baca Juga Iwan Fals soal Kaesang Ingin Jadi Depok Pertama Mirip-mirip Keluarga..... Merujuk pada surat tersebut, pihak desa bersama Muspika, KUA, Ketua MUI Bangsal, umat Kristen dan perwakilan umat muslim Desa Ngastemi telah melakukan musyawarah terkait pembangunan rumah atas nama Sumarmi. Ada dua poin yang ditegaskan dalam surat tersebut. Pertama, Sumarmi tidak boleh mendirikan bangunan rumah dengan mencirikan karakteristik tempat ibadah. Viral warga Ngastemi Mojokerto dilarang beribadah di rumah Twitter/romeskop"Apabila maksud pembangunan atau renovasi rumah untuk tempat tinggal silakan dilanjutkan. Namun dilarang mencirikan atau mencerminkan karakteristik tempat ibadah Kristen, misalnya tanda salib," demikian keterangan dalam surat tersebut. Jika bangunan tersebut bertujuan untuk pembangunan tempat ibadah Kristen, maka harus dihentikan. Pihak desa meminta Sumarmi memenuhi terlebih dahulu persyaratan SKB dua menteri Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama sebelum melakukan pembangunan rumah ibadah. Baca Juga Gugat Al Zaytun, FIM Tertahan Massa Pro Ponpes, Termasuk Pihak Kepolisian hingga Kawat Berduri Pada poin kedua, pihak desa melarang adanya kegiatan ibadah dan doa bersama umat Kristen yang biasa digelar di kediaman Sumarmi.
Dalam bentuknya yang paling padat, agama bisa didefinisikan sebagai sebuah interupsi, tulis Teolog Katholik, Johann Baptist Metz 1928-2019 yang merujuk pada filsuf Denmark, Søren Kierkegaard 1813-1815. Metz yang merupakan salah seorang pendiri aliran Teologi Politik mengasosiasikan interupsi spiritual dengan janji kemenangan bagi mereka yang menderita dan menggunakannya sebagai peringatan terhadap fenomena pemborjuisan agama Kini, dunia menghadapi interupsi lintas bangsa dan embarkasi. Virus corona tidak mengenal batas negara dan pandemi COVID-19 menjadi ancaman global. Dunia tertegun dan tenggelam dalam rasa takut. Ketika ratusan ribu nyawa melayang di Afrika akibat bencana kelaparan, ketika erupsi gunung berapi di Islandia memuntahkan azab dan tsunami di Asia mendatangkan nestapa dan ratusan ribu kematian, sebagian besar manusia di Bumi bisa menyimak peristiwa itu dari jauh, tanpa khawatir bencana-bencana itu akan datang menghampiri. Kini semuanya berakhir. Karena pandemi corona mengancam kita semua. Editor Politik DW, Christoph StrackFoto DW/B. GeilertSebab itu wabah berkepanjangan ini juga kental akan nuansa spiritualitas. Duka, amarah dan rasa sakit – pada akhirnya semua umat beragama harus menerima bencana kesehatan yang sedang berkecamuk ini sebagai ciptaan Ilahi. Beberapa bahkan mengklaim pandemi corona sebagai azab Tuhan. Tapi pandangan seperti itu lebih disebabkan oleh pemahaman sesat tentang perwujudan Ilahi. Interupsi bagi Kristen, Yahudi dan Muslim Hari-hari ini corona menjadi semacam interupsi. Umat Kristen di dunia menghayati Pekan Suci dan memperingati penderitaan, kematian dan kebangkitan kembali Yesus Kristus. Sementara buat kaum Yahudi, Pesakh dimulai Kamis 9/4 dengan mengenang eksodus dari Mesir dan pembebasan para budak. Dan dalam dua pekan, kaum muslim akan memasuki bulan Ramadan. Ketiga agama menyimpan tradisi kolektif untuk hari-hari suci tersebut. Yahudi mengenal makan malam Seder, kaum Kristen menjalani perjamuan malam terakhir, sementara umat Islam melakukan buka puasa bersama dengan kaum miskin dan anak yatim. Tahun in, perayaan suci ketiga agama Samawi ditandai oleh interupsi. Di Israel, komunitas Yahudi ultra-ortodoks enggan menaati arahan pembatasan jarak sosial dari pemerintah. Arab Saudi mempertimbangkan pembatalan ibadah Haji tahun ini. Betapapun sulitnya, reaksi komunitas agama terhadap larangan berkumpul menunjukkan posisi mereka dalam kaitannya dengan tuntutan modern. Adalah hal langka ketika para Rabi Yahudi mengimbau umatnya di seluruh dunia untuk menaati aturan nasional dalam perang melawan Corona. Vatikan tanpa manusia – simbol pandemi Adapun pada agama Kristen, foto yang beredar ketika Paus Fransiskus berdiri sendiri di depan lapangan Santo Petrus yang kosong belum lama ini, bernilai simbolik bagi pandemi corona. Pria tua itu berdoa dan mengharap pada Tuhannya. Di hadapannya terbentang lapangan yang lengang, seakan sengaja dikosongkan buat para korban dan mereka yang sedang berjuang melawan COVID-19. Bahkan buat abdi Tuhan paling taat sekalipun, wabah corona menciptakan situasi yang serius. Buat sebagian orang, perayaan Paskah di Jerman dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir menjadi kesempatan beristirahat dari pekerjaan. Buat yang lain, Paskah menjadi semacam interupsi spiritual untuk menyimak kisah tentang Tuhan dan ciptaanNya, tentang Kamis Putih dan perjamuan terakhir, tentang penderitaan Yesus dan penyaliban yang kejam. Paskah berkisah tentang Sabtu Suci, hari yang muram tanpa kehadiran Tuhan, hingga kemenangan kehidupan atas kematian, berupa kebangkitan kembali Yesus. Dunia memasuki Sabtu Suci Pemuka agama di seluruh dunia kini merayakan hari-hari besar keagamaan di depan kamera, dan setiap upacara atau ritual disiarkan langsung kepada para jemaat. Mereka kini mencari alternatif. Mereka akan makan bersama dengan teman dalam arti spiritual, mengkaji ulang kitab-kitab kuno atau membuka diskusi tentang keyakinan, atau sebaliknya. Interupsi melumpuhkan kehidupan di Bumi. Dan kita terjebak di malam Paskah, malam tanpa cahaya dan harapan. Angka kematian pasien corona harian di Italia, Spanyol, Amerika Serikat dan di seluruh dunia kian mengkhawatirkan. Kehidupan pun tertunda. Apa yang tersisa adalah kebingungan, kegilaan dan rasa sakit. Khotbah penuh harapan dari tahun-tahun lalu tidak akan ampuh mengusir kegelisahan di tahun ini. Gereja saat ini lebih bermanfaat lewat simbolismenya, ketimbang kata-kata. Namun demikian ada fenomena lain yang sangat penting bagi Iman Kekristenan, yakni kebangkitan kembali. Dan hal itu menjadi penting pada hari-hari seperti saat ini. rzn/as
jelaskan pandangan iman kristen terhadap larangan beribadah